Puisi-Puisi M. Yunus Rangkuti
HAMPA /1/
sepi pagi ini adalah titis gerimis tak henti
menderai dedaunan
resahku tumpah di tanah berbasah
gugur dedaunan menabur kenangan
bagai puisi-puisi mempelangi hati
menjelma fatamorgana
hanya hampa
Sampali, 08
HAMPA /2/
di sini segores senyum secuil tawa
sebegitu langka
selepas isya jerit tangis menggema
di antara talqin-doa
kesima seketika menghentak dada
ternyata kepergian yang pasti
tak mudah dimengerti
Sampali, 08
HAMPA /3/
sunyi kembali menjalari lantai koridor
dingin mulai mengendap
aroma kematian masih mendekap
malam kian larut
jenazah berlalu sudah
menyisa Tanya gelisah
pabila maut kembali menjemput?
Sampali, 08
SERENADA
kembang warna putih
mekar tiga tangkai
dedaunannya bersih
dibasuh embun
dibelai angina
disapa mentari
kembang putih
tangkai dipetik
dedaun tersayat perih
lirih merintih
lalu layu
mati…
Sampali, 08
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)