Arsip Blog

Rabu, 05 Maret 2008

PARODI DIRI

PUISI M. YUNUS RANGKUTI

Parodi Diri

sebegitu lesatkah matahari berlalu luluh?
tanpa hangat menggeliat tubuh
guyur hujan di dinihari menggerimis hingga pagi
gigil dingin masih memilin
kita hilang gegas dikemas malas

pada beranda senja kita merenda kata
cerita purba menjelma di kepala
menyisa tanya hampa , “apa, mengapa dan bagaimana”
matahari melesap malampun mendekap
apakah kita masih berharap
mimpi membuai jadi berarti di esok hari
apa yang tersisa pada rentang siang?
rutinitas tak pernah tuntas,
resah tertumpah di jalan berbasah,
pesona pelangi menari mimpi,
atau kulik elang hilang peluang di ambang petang
tapi mengapa pagi berkali kita khianati?

2008


Pintu

pada bentang ruang waktu selalu ada pintu
di sebaliknya, entah apa
jangan salah melangkah, apalagi mengisengi diri
pintu akan mengunci hati
memerangkap dan memperdaya kita selamanya


2006



Topeng

topeng-topeng sedemikian rupa mengulit di wajah
orang-orang memeran adegan
seribu adegan, sejuta korban
sejuta korban, adegan kan berjalan
sejarah menggurat wajah
bak topeng-topeng erat melekat


2006