Negeri yang Terluka
malam semakin menajam, setajam kata
angin terus berhembus, membelai pundakku
secangkir kopi terselip di batas lamunanku
sebotol anti nyamuk ikut menemani
seikat pesan telah kusiapkan untuk penguasa alam
penguasa alam yang di rasuki mambang
penguasa yang selalu berpenampilan buncit
penguasa ayng selalu duduk di kursi basah
penguasa yang tak pernah memahami kita
ah, sudahlah aku ingin tinggal di negeri sendiri
tanpa pemerintah
tanpa undang-undang
tanpa tikus
tanpa kecoa
ahai, betapa indah mempunyai alam yang indah
alam yang penuh bunga-bunga
alam yang penuh canda tawa
alam yang penuh makna
alam yang tanpa luka
medan, 2008
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih anda telah meninggalkan komentar yang kami butuhkan selanjutnya kami akan menghubungi anda atas apresiasi yang diberikan, Salam