Arsip Blog

Rabu, 28 Mei 2008

100 tokoh

Sejumlah komikus ternama Indonesia berasal dari Sumatera Utara. Ada juga komikus dari daerah lain memilih Medan sebagai tempatnya berkarir. Beberapa nama komikus ternama tersebut adalah: Nasroen As (dianggap sebagai perintis perkomikan Indonesia ), Taguan Harjo, Zam Nuldyn, Bahzar Sj, Djas, Masdar, Tino Sidin, M. Alis, Iwan Gayo, dan Sariaman Tarigan Silangit yang lebih terkenaldengan nama Troy Ts.

Medan sebagai kota pilihan para komikus bukan hal mengherankan, sebab pada masa itu Medan merupakan sentra perkomikan. Selain banyak media cetak yang bersedia memuat komik, kartun dan ilustrasi, banyak juga perusahan penerbitan yang menerbitkan buku-buku komik Seperti: Majalah Mingguan Loekisan Doenia, Pelangi, Cerdas Baru, surat kabar Mimbar Umum, Waspada dan Bintang Indonesia; Penerbit Fa Haris, Toko Buku Casao, Toko Buku Semesta dan CV Asia Tenggara. Pemasaran buku-buku komik tak hanya sebatas Sumatera Utara, namun menjangkau seluruh wilayah tanah air, bahkan sampai ke negara tetangga dan juga mancanegara.

Sebentuk Sikap Peduli Menggugah Hati

Acara “Temu 100 Tokoh Budayawan, Seniman dan Sastrawan Sumatera Utara” yang diselenggarakan Balai Bahasa Medan pada 21 Mei 2008 lalu, sesungguhnya merupakan sebentuk sikap peduli terhadap kesenian di daerah ini. Siapa pun atau instansi apapun yang menjadi penyelenggara acara, jika memiliki komitmen untuk lebih memajukan kesenian, pantas kita beri sambutan positif.

Kepedulian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan dalam penyelenggaraan acara “Medan Urban Arts Festival” hendaknya jangan dianggap sebagai “salah alamat”. Jika instansi lain atau dewan kesenian tak mampu? Tentu kita akan mencari yang mampu dan bersedia. Ketimbang menunggu waktu ke waktu. Di Taman Budaya Sumatera Utara sesungguhnya tak selalu sepi dari kegiatan. Sejumlah seniman dari berbagai komunitas atau sanggar tari, musik, teater dan sastra tetap bergiat. Setidaknya dalam bentuk latihan. Mereka “menggugah hati kita untuk lebih peduli”


Penulis, pegiat sastra