Puisi Djamal
Biarkan ibu mencari lubang-lubang yang telah lama tertimbun
bebatuan
biarkan ibu berdiri disepanjang jalan ini
menanti seliter minyak tanah yang kian laka
nak,
aku akan terus berdiri disepanjang jalan ini sambil mengais
butiran-butiran rezki yang takpasti
sebab telah dilahap pencuri yang tak mempunyai nurani
ah, sudahlah nak
kita cuma sekelompok orang yang terbuang
dari negeri yang telah berkembang ini
Medan, 2008-04-23
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)