Arsip Blog

Jumat, 02 Mei 2008

Tidakkah Kau Rindu Padaku Sayang

Puisi Djamal


Tidakkah Kau Rindu Padaku Sayang /1/

Tidakkah kau rindu padaku, sayang
danauku biru terbentang
dikelilingi hutan yang hijau berdampingan dengan embun
di dasarnya ikan mas merayu
dengan wangi arsik berbulir butiran kacang koro

tidakkah kau rindu padaku
setelah kau memeluk tubuhku
juga belaian lembut bibirku

datanglah kau kepadaku sayang
aku masih menyediakan hidangan
gordang buat kita berdendang bersama malam
bangsi yang siap menemani kita untuk menepi

Medan, 2008

Tidakkah Kau Rindu Padaku Sayang /2/

Aku akan sabar menantimu
Di ujung malam yang semakin menajam
Hanya satu yang kuharapm darimu
Duduklah di muaraku

Jangan kau merasa takut !
Jangan kau menjauh !
Jangan kau berlari
Jangan kau menutup wajah !
Jangan !...jangan !

Medan, 2008-04-10



Puisi Djamal


Dialog Bulan

Entah kapan bulan akan bosan meminta sinar pada matahari
ketika malam datang bulan telah terang dengan senyuman
dan matahari selalu menyandarkan diri dengan penuh kelembutan
merah yang menyelimuti rembulan adalah matahari
keduanya saling bertatapan, “mengapa kita ditakdirkan bersama?”

kelak kita akan berpisah
“bulan, suatu saat kau akan rindu kehadiranku”

“aku tahu, aku butuh sinarmu”
“tapi aku ingin mandiri”

“kita takkan mampu hidup tanpa teman,
pasti kita saling membutuhkan !”

hujanpun mendayu dengan mesra
menumpahkan segala hasrat yang terpendam

“bulan,
rasakanlah belaian lembut hujan itu,
pasti kita kan merindukan sejuknya senandung hujan !”

Medan, 2008