Arsip Blog

Senin, 05 Mei 2008

DIKLAT

Pagi


Pagi masih terselimuti dingin kabut
Tak kuat mata menahan tangis yang tak tertahankan lagi
Terus di tahan selama perjalanan pulang
Belum jua masuk ke dalam rumah, sudah tak kuat lagi
mengalir air mata sembari berjabat tangan dengan keluarga duka
diam duduk sambil sesekali menyeka
wajah menunduk belinangan air mata
dan hanya menunduk
terdiam
mengalir air mata.
Keluar sejenak, beriringan linangan air mata.
Mandi, duduk, makan, minum bercucuran lagi
Berdiri mematung
tak kuasa lagi menahannya,
air mata tumpah.

Malam
Duduk di kursi usang, terbersit kenangan, mengalir air mata
Semakin deras
Semakin deras
Semakin deras
linanganku.
Malamku bertumpuk kesedihan mendalam kehilangan
kehilangan sahabatku ‘kakekku’.

Pagi
Mengalir lagi air mataku.
Kepulanganku kepulangannya


(Ahmad-diklat puisi)


KERTAS HITAM

Kertas hitam
yang tertinggal
di atas meja tadi pagi
Tak sempat kubaca
Hanya guratan kasar yang
sempat kupahat
sebagai jejak
Rindu yang terjebak

(Risdiana Liline-diklat puisi)