Kami Mulai Buncit Dengan Janji-janji
Juga muak dengan celotehan kosong
dan bercumbu dengan luapan
yang meng-api-api
Jangan pernah kau melumat hati ini
sebab kami mulai buncit dengan janji-janji
karena kau pasti tak mampu memberi kami
sebutir vitamin
Tbsu, 2008
Deretan Senyum yang Terbuang
Irama angin mulai berdendang
di dalam ulu hati
pada bait-bait malam yang kian menajam
Ahoi, kenapa masih kudengar irama
angin, pada rindu yang masih saja hamil
di setiap sudut ruang jantungku
Alamak, sungguh kau adalah pengumbar kata
yang senang air mata
dari pada melihat deretan senyum
Ah, aku muak
sebab kau telah menggadaikan
abjad-abjad yang bergulir di bibir
Tbsu, 2008
Peluk Tubuhku Kasih
Peluk tubuhku kasih untuk melepas rindu kita
setelah kau peluk bisikanlah kata cinta di telingaku
peluk tubuhku kasih dan aku akan menjaga
kesucian cinta kita
Kasih, bangunlah istana cinta kita dalam
hatimu untuk selamanya
dan berbaringlah di sana, sambil mengeja
berapa tanjakan derita yang akan kita tempuh
Medan, 2008
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)