Arsip Blog

Jumat, 23 Mei 2008

Puisi – Puisi Djamal

Kami Mulai Buncit Dengan Janji-janji

Juga muak dengan celotehan kosong
dan bercumbu dengan luapan
yang meng-api-api

Jangan pernah kau melumat hati ini
sebab kami mulai buncit dengan janji-janji
karena kau pasti tak mampu memberi kami
sebutir vitamin

Tbsu, 2008


Deretan Senyum yang Terbuang


Irama angin mulai berdendang
di dalam ulu hati
pada bait-bait malam yang kian menajam

Ahoi, kenapa masih kudengar irama
angin, pada rindu yang masih saja hamil
di setiap sudut ruang jantungku

Alamak, sungguh kau adalah pengumbar kata
yang senang air mata
dari pada melihat deretan senyum

Ah, aku muak
sebab kau telah menggadaikan
abjad-abjad yang bergulir di bibir


Tbsu, 2008


Peluk Tubuhku Kasih


Peluk tubuhku kasih untuk melepas rindu kita
setelah kau peluk bisikanlah kata cinta di telingaku
peluk tubuhku kasih dan aku akan menjaga
kesucian cinta kita

Kasih, bangunlah istana cinta kita dalam
hatimu untuk selamanya
dan berbaringlah di sana, sambil mengeja
berapa tanjakan derita yang akan kita tempuh


Medan, 2008