Oleh : Rena Imelda Siregar
Senja menghampiri hidupmu
langkah tak lagi tegak
tatap pun tak lagi bersinar
telah hilang binar di masa muda
Lembayung sore kini hinggap dalam agendamu
telah penuh guratan-guratan
hitam, merah, putih
hanya tinggal beberapa lembar saja
masihkah punya waktu tuk hiasinya ?
Kerut di kelopak mata,
jadi saksi betapa dunia telah memberimu banyak cerita
rabun matamu telah memberi tahu seisi dunia
bahwa di sepanjang perjalanan engkau sering membasahi diari usangmu
Kelelahan kini menguasaimu,
apa yang kini ada dalam benakmu?
pergi melambai pada bumi yang telah memberimu nikmat asam garam?
jika boleh, desismu pelan
Tapi engkau tak boleh
keretamu belum tiba
belum saatnya sayonara didendangkan
langkahmu harus tetap melengkapi hitungan penghuni bumi
Walau rautmu telah berubah
tak lagi indah,
tapi satu milikmu abadi
tatap kasih di wajahmu.
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)