Arsip Blog

Selasa, 27 Mei 2008

Dalam Retak-Retak Doa Kami

Puisi Ashar Junanda

Di Dewan Surga Saja

rakyatku, rakyat di depan mikropon sajak ini,
aku bukan presiden kalian, tapi dengar angin
yang berseru dari balik tanda tanya larik ini

percayakah kalian pada lingkar cincin kata
yang kata mereka, mencinta?

bukankah perempuan sudah tertakdir jadi anak panah
setan?
dan mereka menembakkannya tepat ke jantung kalian

rakyatku, rakyat yang bersujud dengan muntahan
airmatanya,
gulunglah tikar hidup kalian,
atur pola makan, dan beryogalah

cari alur darah tersempit dan siagakan sumpit
minum dari titik embun saja,
dan jangan percaya pada petunjuk tetua desa
kau, aku dan kita akan sedang dikulum
di ujung lidah kelana,

di sudut-sudut yang bertanda neraka,
madu itu, kata-kata mereka di dewan surga saja

Rawamangun, Jumat 23052008

Dalam Retak-Retak Doa Kami
to SBY-Kalla
mungkin kau ingin rasakan degup gairah jantung lapar kami
yang berdetak kencang,
mungkin ingin kau rasakan lagi bah air mata itu mengepung
istanamu,
mungkin kau coba ingin mencoba ketangguhan benteng peluru
tentaramu yang berbaris,
dengan kepalan-kepalan kecil bocah-bocah kami
mungkin dengan pongah, kau sudah menantang
sambaran petir itu, yang kami pinta dalam retak-retak doa
kami,
meremukkan punggungmu di kesendirian kamar mandi
dalam doa retak-retak kami

Rawamangun, Jumat 23052008
Nb : Kalaulah benar hari ini BBM naik lagi, SBY-Kalla,

tuhan masih hidup dan melihat kalian