Arsip Blog

Selasa, 27 Mei 2008

Sajak Doel CP Allisah

LIMA PENGGAL SAJAK KANGEN

(sekaligus untuk ultah tik dan fanni)

I.
seperti yang lalu juga. aku kembali berjalan
kaca jendela berembun.
kali ini dan kemarinnya dalam bis yang seperti dulu juga.
To’et memainkan accordionnya
lalu dari mulutnya yang tua. Matanya. kacanya
dan tubuh kurus. menyatu dalam nyanyian didong sepi
bagai hatiku, sepi yang sepi merindukan dekapmu

II.
seperti yang dulu jua [sedikitpun belum beranjak]
engkau, wajahmu lalu dekapmu. hangat dan damai
hilang timbul dalam kenangan. matahari itu di atas pagar
embun melayang. jauh ke bukit-bukit. ke batas pandangan
di dadanya, senyummu memancarkan sejuta makna

III.
dalam bis kali ini. angin menerpa wajah
ada Taufik Ismail yang tertidur, Siti Zainon Ismail diam merekam [kerinduan kampung Malaya seberang]
lalu, rindu itu. menyeretku padamu, seperti bayangan
begitu perih dan aku mabuk lagi.
persis Sutardji Cholzum Bachri kemarin [di-Sigli]
meninggalkan peluh buatmu

IV.
tidak salah kita merindukan.
menghitung-hitung pertemuan atau hanyut sendiri dalam keharuan [bulan dibalik daun, membagi sinarnya di pangkuan]
lalu, siapa yang bisa mengatur undang-undang.
membuka pintu buat kita ?

V.
seperti juga nikmat mimpi. berjalan berdekapan!


Asean Writers Seminar
Jabal ghafur 1986.