cahaya api memanjangkan bayangan tubuh
antara nibung raya dan gajahmada
desir angin menyapu rimbun dedaunan
membentuk pola irama mengalun panjang
melayang jauh sampai hilang di tikungan jalan.
di halaman antrium plaza medan fair
duduk termangu mencium harum rambutmu
merasakan basah daun dihujani embun
ditiup angin sampai tubuh membungkuk
menggenggam kedua telapak tangan
memanggil dirimu dengan desah yang panjang
kau tak juga datang tapi tetap kutunggu
sambil mengingat-ingat kenangan pertama
menikmati malam di cafe juanda
“hai...! kaukah yang berdiri itu?”
suaraku nyaris kaku membayangkan
kau berdiri mengulum senyum lesung pipit
menepati janji
diam yang kubenci tapi senyummu menggugah hati
kau melamun memandang sekeliling
perlahan mendorong kursi mundur sedikit ke belakang
membetulkan letak switer merah jambu
“hai...! dhian hapsari!”
aku ingin menikmati pesona lebih lama
seperti malam di jogjakarta menggigilkan persendian
2008
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)
Rumahku rumah puisi puisi afrion - jika kalian sampai ke beranda rumahku - ketoklah pintu - akan kusambut dengan puisi puisiku - puisi afrion yang dindingnya bertumbuhan kata kata. RUMAH PUISI PUISI AFRION sebutan yang akan mengingatkan semua penyair dunia tentang satu hal TUHANKU setelah kita bertemu selamanya bukan selamat tinggal ABDI HIDUP DI BUMI
BalasHapusterima kasih untuk kita semua sebuah kata dari RUMAH PUISI AFRION yang didalamnya penuh dinding kata kata, dari kami semua
BalasHapusM.RAUDAH JAMBAK, DJAMAL, ARIF SM, PUSRIZA, M YUNUS RANGKUTI, S RATMAN SURAS,salam keakraban tetap kreatif dan dinamis
DARI ANTILAN
BalasHapussalam
Telah kuketuk pintu rumahmu - RUMAH PUISI (mu) AFRION - tapi tidak juga kau bukankan pintu lalu telah kubaca dinding rumahmu penuh kata kata pengembaraan hidup mencari kenyang sampai ke dasar...
jenguklah diriku jika kau pulang ke RUMAH PUISI PUISI AFRION akan kuceritakan hal baru untuk kita diskusikan dan renungkan.... salam
DARI ANTILAN PURBA
BalasHapustelah kuketuk pintumu - RUMAH PUISI PUISI AFRION tapi tidak juga kau bukankan pintu lalu kubaca setiap dinding rumahmu penuh dengan kata kata pengembaraan hidup mencari kenyang sampai ke dasar - jika kau pulang nanti jenguklah diriku - akan kuceritakan tentang kabar dari rantau untuk kita diskusikan dan renungkan... salam
DARI ANTILAN PURBA
BalasHapusberkali kali kuketuk pintu rumahmu sambil menuliskan komentar di dinding rumahmu tapi google ini merepotkan diriku dengan persyaratan menjengkelkan - dan ini kali ketiga aku mengetuk apakah sudah kau dengar suaraku...
RUMAH PUISI PUISI AFRION penuh misteri hmmmm........
DARI ANTILAN
BalasHapusSampai diberanda RUMAH PUISI PUISI (mu)AFRION berkali kali kuketuik pintu meninggalkan komentar tapi tidak bisa kutuliskan di dinding rumahmu tapi masih dapat kubaca sebaris kata pengembaraan hidupmu mencari kenyang sampai ke dasar - RUMAH CANTIK bersama KOMUNITAS HP begitu damai begitu mesra...hmm