Puisi Ahmad Badren Siregar
Malam
Seperti cerita:
lengang simpang, bongkok tiang lampu,
dengan menjulur cahaya, yang entah sejak kapan
buram. Serta seorang pengembara,
bimbang pulang, atau menantang malam.
Tapi malam menitiskan rimbun sunyi, yang waktu itu
meminjam kisah rambut ibu, harum
seperti dulu, seusai keramas,
(seperti ada kilap pelangi ataukah lindap kilat berlari diantara awan?)
kau selalu menunggu kibasan rambut itu sebelum disanggul
Ya, malam memang seperti sebuah sekat dalam kitabmu:
bagian tanpa abjad yang diterjemahkan dengan kegelapan
namun namamu hanyalah sebaris kata yang lupa dicatat malaikat
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)