Puisi Djamal
Di Bibir Rindu
Sampai kapan kita duduk di bibir rindu
kian lama memendam sunyi
seonggok senyum telah kita rajut
bersama mimpi tak pernah terwujud
Medan, 2008
Masih Ada Keindahan Indonesia
Terinspirasi dari foto Herman Tobing
Dalam ruang ini aku selalu bersimpuh
tanpa setitik cahaya
hanya kegelapan menyelimuti hari-hariku
amisnya kotoran kelelawar
tak pernah kurasakan
pesing kencing membius hidung
Indah kurasakan ruang ini
sebab masih teraba olehku
ornamen-ornamen kotoran
yang membentuk mestika
aku terkesima
metitiskan air mata
hingga muntah darah
Ah, masih ada, alamku yang indah,
tanpa pernah dijamah?
hingga ia sempat
membangbangun pilar mestika
Oh, indah masih kurasa
“Indonesia tanah air kita”
Medan, 2008
Legam Berserakan
Masih terlihat aura wajahku di cermin
Pecah
Rindu aku,
pada suci air mengalir
tak singgah di muara wajah
Rindu padaMu
Medan, 2008
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)