Puisi Djamal
Untuk Ibu yang Entah Dimana
Sederet tangis bayi pecah di deretan sampah
bersama resah yang semakin menusuk
bertemankan bau semakin membusuk
“dimana ibu” dalam tangis sang bayi
dalam kesunyian ibuku berkata
“ah, kau bukan anak yang tercipta dari seorang saja
sebab telah beribu perjaka yang pernah tidur tepat di sisiku
kau bukanlah anak yang kuidamkan
“ibu, aku tak ingin hadir ke dunia ini” kelak,
resah juga sunyi akan menggelayuti
juga malamku berselimutkan dedaun kering
berbantalkan asa yang tak pernah membasah
pernah aku bertanya kepada entah
dalam permbaringan kebusukan
“dari rahim siapa aku terlahir”
tapi, aku berharap
dari rahim yang suci aku terlahir
Medan, 2008
Menyimpan Resah
Tuhan, aku slalu menanti rembulan
bersinar setiap saat
pada resah aku memintal kata yang kian membuncah
berharap ada seorang gadis merajut angan
bersamaku, walau berdarah
Tuhan, kuharap hadirkan ia
dalam denyut gelisah malamku
Medan, 2008
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)