FARIDAH JAMILAN
Di belokan bumi kuberhenti
Menatap waktu kian bergulir
pepohohonan bercerita kepada alam
atas kesakitannya
tak sedikit air matanya terurai
sesat raganya telah renta
cermin matanya tampak goyah
menghadapi ulah zaman
satu demi satu rambutnya gugur
diikuti hujan yang tak pernah mendarat di bumi
tanah retak dan jiwa manusia pun rusak
(2008)
Hari ini berselimut soal
nan tinggi harapan kugantungkan
ingin meraih cahaya
yang selama ini aku masih semu
ingin aku membuka lembaran
yang selama ini disembunyikan waktu
sekarang semua telah dimulai
pintu pembalasan telah dibuka
dan yang aku inginkan keberkahan
dari doa-doa orang yang aku sayang
(2008)
KOMUNITAS HOME POETRY, lahir di gang baru, 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan rumah puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. paGi ke pagi. Ah, di rumahnya Kami, RUMAH PUISI
Arsip Blog
- Mei (9)
- Maret (1)
- Desember (3)
- November (2)
- April (1)
- April (1)
- Maret (19)
- Februari (2)
- Juli (3)
- Oktober (5)
- Januari (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juni (3)
- April (2)
- Desember (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (2)
- Februari (2)
- Januari (1)
- Desember (1)
- Agustus (5)
- Juli (5)
- April (1)
- Maret (2)
- Februari (1)
- November (7)
- Juli (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (16)
- April (9)
- Maret (26)
- Februari (14)