Arsip Blog

Senin, 29 Februari 2016

SAJAK-SAJAK M. RAUDAH JAMBAK

SAJAK SAYANG NA SIPUANG

karya: M. RAUDAH JAMBAK

tetabuh gonrang sipitu-pitu, pada mandiguri
tetabuh gonrang sidua-dua, pada mangililiki
kami gualkan
kami tarikan
untukmu kekasih hati

o, na sipuang, na sipuang
(onaha... i huda-hudai do namatei...)
engkau adalah ibu yang tak pernah kehilangan kasih
engkau adalah ibu yang tak pernah kehilangan sayang
melalui kibasan enggang doa-doa dilayangkan
melalui hembusan angin harapan diterbangkan
adakah lebih indah dari cinta seorang ibu
sejak kandungan harapan ditasbihkan
setelah lahir kasih mengalir seperti air
ketika dewasa menggudang segala cita

o, na sipuang, na sipuang
(sonaha...i toping-toping do namatei...)
ditalun-talun kisahmu tersiar
ditalun-talun kisahmu terkabar
di tanah ini kami mengobar mandillo tonduy
di tanah ini kami senandungkan urdo-urdo i
adakah yang lebih sedih dari tetes tangis ibu
tak sempat tasbihkan harapan
tak sempat mengalirkan kasih
tak sempat membaca cita-cita

o, na sipuang, na sipuang
kami tabuh gonrang
demi menjeput
segala riang
tetabuh gonrang sipitu-pitu, Pada mandiguri
tetabuh gonrang sidua-dua, Pada mangililiki
kami gualkan
kami tarikan
untukmu kekasih hati

komunitashomepotry, 2013


BALADA SI BORU DEAK PARUJAR
karya: M. RAUDAH JAMBAK

pohon tumburjati, pohon kehidupan, pohon rindang
bagi penghuni banua ginjang tidaklah sesunyi porlak
sisoding, taman tersembunyi yang menyimpan rahasia abadi.

pohon tumburjati, pohon kehidupan, pohon membelai
seramai ranting dan daunnya. mendapat amanat sepanjang
hayat, laklak segala kitab mengungkap segala wasiat

pohon tumburjati, pohon kehidupan, pohon berdaun
menyemai gugur, daun-daunnya yang menangkup
ke lapis langit pertama memanjatkan do:a mengharap
cinta di setiap lembarnya, melepas gairah bersama
ranting-ranting patah.

di puncak hariara sundung di langit, beringin membuka
hobarna, bermula kisah manuk hulambujati, induk
tiga telur besar yang mengandung batara guru
mengandung debata sori dan mangalabulan.

di puncak hariara sundung di langit, beringin membuka
torsa, berlanjut kisah manuk hulambujati mengeramkan
tiga telur lagi; mengandung siboru parmeme, siboru parorot,
dan siboru panuturi.

siboru deak parujar, putri bungsu batara guru dan siboru
parmeme, berkali-kali pergi ke bawah rindang tumburjati,
mendengar cerita manuk hulambujati yang bertengger
di puncak tertinggi. ia seperti cahaya bintang-bintang
yang berkejaran. moncongnya berpalang besi, kukunya
bergelang kuningan, dan sosoknya sebesar kupu-kupu raksasa
nan berkilau bersahabat dengan leang-leang mandi,
leang-leang nagurasta, dan untung-untung nabolon,
sebagai pelayan dan penyampai pesan

Wahai, Manuk Hulambujati, untung-untung Nabolon.
Mengapa engkau tak mau turun untuk bersamaku di sini?

siboru deak parujar tak lagi memaksa diri. setiap kali
kembali ke bawah rindang tumburjati, diam-diam
mengajak siboru sorbajati. tak lupa merapikan letak hulhulan,
penggulungan besar untuk benang tenunan.

Kita semua di lapis kedua kahyangan ini keturunan dewa.
Siapapun yang menjadi pasanganku nanti, lebih baik
daripada tidak ada. Seandainya ayah kita berkenan juga
menjodohkan aku dengan Siraja Odap-odap, aku akan turut juga,
ujar siboru sorbajati, si kakak tercinta memancing cerita.

keturunan laki-laki batara guru mendapat pasangan dari putri
debata sori. anak laki-laki debata sori dari putri mangalabulan.
anak mangalabulan mendapatkan pasangan dari putri batara guru,
memilih antara siboru deak parujar dan siboru sorbajati.

Ah, berpapasan saja aku tidak akan mau dengan anak
Mangalabulan itu! Lebih baik melompat dari puncak rumah
dan ingin menjadi batang enau daripada melihat wajah Siraja Odap-odap.

mereka pun meneruskan gulungan benang tenun sampai
memulai tenunan baru. berhari-hari, berbulan-bulan.
batara guru dari bagian biliknya nampak tidak sabar lagi
untuk mendesak salah satu putrinya dipersunting siraja odap-odap.

Kemarilah kalian berdua, panggil Batara Guru.

siboru sorbajati akhirnya melangkah sendiri memenuhi
panggilan ayah, mendengar suara-suara yang menanti
di halaman rumah. benar-benar melakukan niatnya dengan
melompat dari puncak rumah sambil menyumpahi diri
agar menjadi batang enau saja.

Siboru Sorbajati lebih suka mengutuk dirinya daripada patuh kepada ajar. Satu lagi putri kakanda yang sangat turut pada ajar, pastilah itu Siboru Deak Parujar.

Tidak, ayahanda. Lagi pula tenunanku belum selesai.

sampai menjelang pagi dia mengeluarkan bunyi
alat tenunnya itu sambil menikmati. dan terpikir
melemparkan hasoli, masih tergulung benang
yang dipindah dari hulhulan.

semalaman batara guru tetap berjaga agar putrinya
tidak melarikan diri. bunyi alat tenun siboru deak parujar
didengarnya mulai berhenti. putriku, deak parujar!

siboru deak parujar menyahut panggilan batara guru sekali,
selebihnya dia sudah bergayut pada benang yang menjulur
entah sampai ke mana. semakin turun, nampaknya dunia
bawah tidak jelas dan sangat gelap. angin kencang dan
lebih dahsyat kacaunya dari sebelum penciptaan kahyangan.

Leang-leang Mandi, Untung-untung Nabolon!
Kumohonkan agar engkau meminta sekepul tanah
untuk tempatku berpijak di bawah! Aku tak mau
kembali ke Banua Ginjang.

sekepul tanah yang dikirimkan, ditekuk
siboru deak parujar, langsung menghampar
tempat berpijak menjadi awal banua tonga.
naga padoha menggoyang guncangan. dari bawah
tanah menyulam amarah. sebab frustrasi
dengan nai rudang ulubegu.

Ompung Mulajadi Nabolon, mohon kirimkan
kembali sekepul tanah lewat pesuruhmu
Leang-leang Mandi, si burung layang-layang!

permohonannya sampai untuk ditekuk kembali,
lengkap dengan sebilah pedang dan tutup kepala.
menghindari terik delapan matahari mengeringkan
banjir air di banua tonga. menghunus pedang
menaklukkan naga padoha yang berang.
naga padoha masih menyimpan dendam
mengguncang dari banua toru, tempat segala
kegelapan, kejahatan, dan kematian.

Suhul! Suhul!

mulajadi nabolon mengirimkan bibit-bibit tumbuhan
dan hewan, memasukkan ke dalam sebuah lodong poting,
potongan batang bambu, berisi benih bercampur jasad
siraja odap-odap, menghampiri siboru deak parujar
di sebuah pancuran yang dihalangi rimbun tetumbuhan.

Boru Deak-Parujar, tenunlah sehelai ulos ragidup,
kemudian lilitkan ulos itu pada lodong itu lalu bukalah tutupnya.

pertemuan siboru deak parujar dengan siraja odap-odap,
sebagai tuan mulana di banua tonga tak bisa lagi ditolak.
mulajadi nabolon memberkati mereka hingga melahirkan,
raja ihat manusia dan pasangannya bernama itam manusia,
manusia pertama.
siboru deak parujar dan siraja odap-odap kembali ke banua ginjang,
melalui seutas benang.

Kalau kalian rindu kepadaku, terawanglah purnama bulan.
Di situlah aku kelihatan kembali bertenun dan menyulam.

2013

SYAIR PERANG SUNGGAL
karya: M. RAUDAH JAMBAK

Rabu, 21 Desember 2011
Bismillah itu permulaan kalam
dengan nama Allah Kholikul Alam
di permulaan kitab diperbuat nazam
supaya diingat sejarah yang tersulam

Tahun 1872 dalam kitab dicatatkan
sejarah perang Sunggal mulai dimulakan
tahun 1895 Batak Oorlog lain sebutan
akhir perang besar memakan banyak korban

Datuk Kecil pahlawan yang disebutkan
mempertahankan prinsip dan keyakinan
Datuk Jalil dan Sulong Barat menyambut sahutan
menjaga Sunggal dari kejahatan dan keserakahan

Datuk Kecil menyerang menerjang
bersama Datuk Jalil dan Sulong Barat berjuang
rakyat kecil menjadi semakin senang
jaga Serbanyaman dari amukan perang

Sultan Deli penyebab pertama
Tuanku Mahmud Perkasa Alam namanya
berhubungan dengan pemerintah Belanda
menyerahkan tanah sebagai cinderamata

Maka, perangpun telah dimulai
Korps ekspedisi lalu dipersenjatai
tiga kali pengiriman Sunggal dibantai
khianat Van Stuwe, pahlawan kita terkulai

Perjuangan tidaklah sampai di situ
Datuk Sri Diraja ikut menjadi pemersatu
bersama adiknya, Datuk Alang, terus menyerbu
menghancurkan Belanda, menjadikannya abu

Perlawanan rakyat semakin berapi-api
gerilya Langkat di Gunung Tinggi, jadilah bukti
perang Tuan Rondahain, di Bedagai, semakin berani
gerilya Pak Netek, di Asahan, juga menjadi saksi

Seperti Datuk Kecil dan Datuk Jalil sebelumnya
Datuk Sri Diraja dan Datuk Alang bernasib sama
di bawah rongrongan Belanda dan antek-anteknya
akhirnya, wilayah Datuk Sunggal porak-poranda

Bersungut dawai, berkapan cindai
sifat pahlawan Datuk Kecil telah tersemai
Datuk Sri Diraja Sunggal kemenakan pandai
ikut bersungut dawai, berkapan cindai

Semangat juang pahlawan Sunggal mari dikenang
tidak hanya di mulut tapi ikut berjuang
membangun bangsa yang bercabang-cabang
akibat korupsi yang terus berkembang

Alhamdulillah kami haturkan
puji kepada Allah kami sertakan
segala khilaf dan salah mohon maafkan
niat baik dari kami tolong fahamkan

Komunitashomepoetry,2010

------------------------------------------------------------------------------------------------
M. RAUDAH JAMBAK, lahir di Medan, 5 Januari 1972. Puisi-puisi karya alumnus Univesitas Negeri Medan ini di antaranya dimuat di beberapa media massa terbitan Medan, Jakarta, Malaysia,Singapura, Brunei, Thailand dan Belanda serta sejumlah antologi. Berbagai kegiatan seni pernah diikutinya antara lain workshop cerpen Mastera (Bogor, 2003), Festival Teater Alternatif GKJ Awards (Jakarta, 2003), workshop teater alternatif (TIM, Jakarta, 2003), serta pentas monolog Pameran dan Pergelaran Seni Se-Sumatera (Taman Budaya Banda Aceh, 2004). Diundang sebagai juri puisi/cerpen, Pembaca puisi, pertunjukan teater dan pembicara seni/sastra di berbagai kota di Indonesia. Terakhir diminta menjadi pembicara di Pekan Sastra 2015, Jambi. Sehari-hari bertugas sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia di SMK Panca Budi 2 Medan.
------------------------------------------------------------------------------------------------


kegiatan