Arsip Blog

Jumat, 30 April 2010

Even Komunitas HP

PEMENTASAN PUISI
“KEPALA ATAU EKOR”
Karya : Djamal
Naskah : Ahmad Badren Siregar
Komunitas Home Poetry



SINOPSIS:
1. Tentang Puisi:
Puisi Kepala Dan Ekor ini bertemakan pertentangan garis kehidupan antara kaum-kaum birokrat dengan rakyat kecil. Pertentangangan yang dimaksud adalah pertentangan garis kehidupan ekonomi, hak hidup “orang kecil” dengan kesewenag-wenangan dan hak hidup lebih, yang selalu dimenangkan atau dibuat berpihak pada pihak penguasa/birokrat ketimbang rakyat jelata yang selalu tertindas. Puisi ini mengankat kenyataan rialita yang satir namun memilukan antara dua kondisi yang timpang dengan konsep percakapan antara kepala dan ekor. Percakapan tersebut membeberkan perasaan dan argumen dari dua pihak tersebut.

2. Tentang penggarapan:
Puisi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam garapan dengan konsep yang juga dibuat satir. Pada tahap awal dibuka dengan tampilan slide yang menggambarkan realita kejadian yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Mulai dari kerusuhan hingga kelaparan. Mulai dari kasus korupsi hingga kehidupan jalanan.
Kemudian disambung dengan bunyi dentum dan denting koin-koin yang berjatuhan secara tak beraturan secara berulang-ulang. Disambut dengan tarian. Sang penari membawa sebuah kepala yang telah dibentuk dan sebuah ekor. Penari tersebut memainkannya seperti sebuah wayang hilir mudik di atas panggung dengan iringan musik dan denting koin secara berselingan.Tujuannya untuk menunjukkan pertentangan yang tidak seimbang antara pihak ekor dan kepala.
Di tengah panggung telah terhampar sebuah siluet. Ketika penari selesai dengan adegannya, panggung yang senyap yiributkan oleh bunyi koin-koin yang teratur. Siluet yang diterangi menunjukkan dua sosok bayangan yang melambangkan pihak kepala dan ekor yang sedang bermain judi Tuok. Latar judi tuok ini dimaksudkan sebagai perlambangan hidup yang tak ubah seperti perjudian. Orang-orang memilih dua bagian, kepala atau ekor. Namun dari niat yang ditampilkan puisi, perjudian tuok ini selalu dimenangkan oleh satu pihak yang memilih kepala.
Dalam perjalanan adegan tersebut, tiap adegan puisi dieksplorasi dengan gerak dan gerakan tuok yang pada akhirnya menunjukkan keculasan pihak kepala dan rasa dendam pihak ekor. Dan pada penutup adegan pihak ekor mengetahui kecurangan dari pihak kepala dalam permainan judi tersebut. Permainanpun diulang.
Antara adegan tuok dan pembacaan puisi tersebut, denting koin dan musik lainnya menjadi pengiring. Sesekali sang penari masuk ke tengah panggung bereksplorasi menerjemahkan keadaan.
Pada bagian penutup, setelah pembacaan puisi, dibuat musik yang tak beraturan dari bunyi koin dan alat musik lainnya. Slide dibiarkan hidup di bagian tengah memutar foto relita yang ada dengan cukup cepat. Lalu penari masuk dengan tarian, mengeksplorasi panggung dangan tarian tari yang menggunakan simbol kepala dan ekor.
Musik berhenti dan lampu padam.
Medan, 2010
Tentang Komunitas HP

Komunitas Hp lahir di Gang Baru 5 Januari 2007, yang lalu. Pada sebuah rumah mungil, yang kemudian kami sebut dengan Rumah Puisi. Awalnya, hanya sebuah kerja penciptaan karya puisi, diskusi pun mengulasnya. Tidak mengenal lelah dan resah. Terkadang kami tembus ruang dan waktu. Sesekali canda terlahir, dari sebuah bunyi HP ketika proses penciptaan itu. Cinta hadir melalui HP yang berdering. Satu per satu mengambil posisi, sambil tetap melahirkan puisi dari kehamilan yang mungkin masih terbilang prematur. Lalu, bersama kami ulas dan bahas kembali. Anak-anak muda seperti kami masih terlalu bergairah menggumuli puisi dari malam sampai ke pagi. Ah, di rumahnya rekan kami M. Raudah Jambak bersama Pusriza, Djamal, Arif SM, S. Ratman Suras, dan kemudian seorang lelaki yang mungkin tak pernah mengenal lelah. Teruji terjangan ombak dan hempasan gelombang kemiste-riusannya, Afrion "Medan". Lalu mungkin dengan ketergugahannya M. Yunus Rangkuti ikut tampil dan hadir dengan segala keresahan dan kelelahan batinnya. menggelegak ingin melahirkan karya puisi bertubi-tubi. Dan selanjutnya Afrion sebagai pembuka ladang menjadi lapang. Salam

Even Komunitas HP

1. Mengikuti Temu Sastrawan I di Jambi (2007)
2. Memainkan 3 Judul Sinetron di TVRI Sumut (2009)
3. Baca Puisi 3 Penyair Sumut di Taman Budaya Sumut (2008)
4. Melaksanakan pelatihan Penulisan Puisi (2007)
5. Monolog “Teror” di Taman Budaya Sumut (2008)
6. Mengikuti Festival Film Pendek “Mencari Titik” (2009)
7. Melaksanakan Lomba Baca Puisi se-Sumatera Utara (2010)
8. Menerbitkan Buku Antologi Puisi “6 Penyair Urban” (2007)
9. Menerbitkan Buku Antologi Puisi “Laut Air Mata” (2008)
10. Melaksanakan Grafiti Contes (2008)
11. Lomba Baca Puisi Tingkat Pelajar se- Sumatera Utara (2009)
12. Diskusi Berkala
13. Pelatihan Cerita Anak Untuk Guru TK, SD se – Sumatera Utara (2010)
14. Kegiatan Partisipasi dan Kerjasama dengan kelompok lain